PUISI SAMEDI KARYA KIFLI TUNASLY
Karya:Kifli Tunasly |
"samedi"
Lembayung jingga dilangit
Pucuk daun membayang ditanah
Purnama tergantung murung
Terselimut tenung yang mengurung
Sinar memudar bertatapan dengan muram
lalu tenggelam
tertidur dihati sepi
Pucuk daun membayang ditanah
Purnama tergantung murung
Terselimut tenung yang mengurung
Sinar memudar bertatapan dengan muram
lalu tenggelam
tertidur dihati sepi
Ketika malam beranjak larut
bulan tersenyum
angkuh dan dingin
menganggu tidur malamku
bagaimana aku akan mengerti isyarat ini ?
aku tak paham bahasa bising bangsaku kini
Indah purnama menjelma menjadi duka sejuta
bagai jaring laba laba
menjerat jiwaku
bulan tersenyum
angkuh dan dingin
menganggu tidur malamku
bagaimana aku akan mengerti isyarat ini ?
aku tak paham bahasa bising bangsaku kini
Indah purnama menjelma menjadi duka sejuta
bagai jaring laba laba
menjerat jiwaku
Hati dan hati hitam kelam berdiri tegak
tanpa mimpi dan tanpa iba
dua matanya tanpa pelangi
keduanya tak punya malu
terbenam dikeserakahan
tanpa mimpi dan tanpa iba
dua matanya tanpa pelangi
keduanya tak punya malu
terbenam dikeserakahan
Hatiku yang rindu pada keindahanmu purnama
tersobek menjadi dua
ada duka, pedih dan air mata
Tapi, ibu kami menangis
mimpi terkoyak diawal tidur
elang memilih terbang
memilih waktu baik untuk mati
Aku sedang menolak rindu padamu purnama
karena bakti pada ibu
lebih dari rindu padamu.
tersobek menjadi dua
ada duka, pedih dan air mata
Tapi, ibu kami menangis
mimpi terkoyak diawal tidur
elang memilih terbang
memilih waktu baik untuk mati
Aku sedang menolak rindu padamu purnama
karena bakti pada ibu
lebih dari rindu padamu.
Comments
Post a Comment